Kamis, 02 Agustus 2012

Tak Seharusnya Mereka disana..

Jakarta-Tangerang adalah rute yang tiap hari aku lewati, tiap hari, jalur lambat (motor dan bis) dan jalur cepat (tol) sudah aku hafal dengan jelas. Macet adalah hal biasa yang sering aku rasakan, dari bete, marah, kesel sampai akhirnya aku menikmati macet :) banyak cara yang aku lakukan untuk menikmati macet yang sekarang aku anggap sebagai kawan. Salah satu cara untuk menikmatinya adalah dengan melihat dan menyimak dengan sebaik-baiknya segala pemandangan yang ada disekitar ku.

Salah satu pemandangan yang selalu dan selalu membuat aku terenyuh adalah melihat banyaknya anak-anak yang berkeliaran dipinggir jalan dan harus bekerja. Awalnya hanya sekali dan sepintas aku pandang karena aku masih membenci macet, setelah beberapa waktu aku mulai tak sepintas lagi memandang mereka, aku mulai begitu menyimak memandang mereka dan semakin hari aku memandang mereka, sekarang aku terenyuh..!!!, haruskah mereka bekerja??? untuk apa mereka bekerja??? mereka tak seharusnya ada disana..

Beberapa pekerjaan yang sering melibatkan anak-anak adalah joki 3 in 1, Joki 3 in 1 adalah pekerjaan yang menjadi favorit anak-anak, tak hanya orang dewasa bayi yang berusia beberapa bulan saja sudah diajak untuk mencari nafkah yang katanya untuk menunjang kebutuhan rumah tangga keluarga mereka. Tak lain orangtua merekalah yang mengajak mereka untuk ikut bekerja. Aku tau hidup memang penuh dengan pilihan, mungkin pilihan itulah yang mereka pilih agar mereka bisa terus melangsungkan hidup, tapi apa iyah anak-anak harus ikut masuk kedalam pilihan orangtua mereka, setiap hari dari jam 07.00-10.00 dan 17.00-19.00 WIB harusnya mereka ada dirumah, masih menikmati hanyatnya rumah bermain bersama orangtua, atau anak-anak seusia mereka, tapi mereka harus masuk kedalam pilihan orangtua mereka untuk ikut bekerja merasakan dinginnya udara pagi, menghirup racun dari knalpot kendaraan. sediih.. tapi itulah pilihan.. Bahkan ada ibu-ibu hamil yang turut menjadi joki, lalu bagaimana dengan kesehatan anak-anak itu harusnya orangtua mereka memikirkan hal tersebut. Mungkin pemerintah juga harus lebih tegas dalam menindak keberadaan joki-joki tersebut, apalagi joki yang melibatkan anak kecil.

Ngamen dan Mengemis juga masih sering melibatkan anak-anak didalamnya, apalagi disaat bulan-bulan tertentu seperti bulan Ramadhan misalnya, jumlah mereka makin banyak dipinggiran jakarta-tangerang.


 (sumber: google)
Tempat mereka bukan disana, tempat mereka adalah rumah, mainan mereka adalah boneka, mobil-mobilan, kereta-keretaan bukan racun dari knalpot kendaraan, buka bis besar, truk, kereta atau lainnya, mereka butuh pelajaran dan pendidikan formal yang dapat memberikan mereka secercah harapan untuk menggapai cita-cita mereka bukan pelajaran untuk bertahan hidup dikerasnya kehidupan jalanan, belum saatnya mereka menerima semua pelajaran itu. Tapi kita tetap patut menghargai jerih payah dan usaha mereka, mereka tidak ingin ditempatkan pada situasi itu tapi itulah hidup, selalu diberikan sebuah pilihan, tapi kadang sama sekali tidak bisa memilih.

(Sumber : tribunnews)

 (Sumber : detikfoto)

Aku sering juga menyimak anak-anak yang masih punya usaha dengan cara bekerja, salut untuk mereka :) di pintu masuk tol tomang mialnya, ada seorang gadis kecil, imut tapi punya kekuatan yang tangguh melawan begitu banyaknya kendaraan yang berlalu lalang, dengan senyumnya yang khas ia mengetuk jendela mobil dan menawarkan beberapa bungkus permen. Hampir sampai dikantor tepatnya dilampu merah arah tosari ada beberapa anak kecil yang dengan sigap menanti lampu lalulintas menyala menjadi warna merah dan bersegera menghapiri mobil-mobil dan menawarkan koran yang mereka bawa, bangga melihatnya , tapi tetap aku miris tak seharusnya mereka disana. mereka harusnya menikmati indahnya masa kecil mereka di rumah dan sekolah bukan dijalanan. Kalian sama sekali tidak berkewajiban mencari nafkah. (-_-")

Satu lagi pemandangan yang membuat aku miris,hemmm.. anak-anak tangguh yang menjual cobek, beban yang mereka bawa begitu berat, entahlah apa yang ada dalam fikiran orangtua mereka. Kalau memang harus bekerja, apa tidak ada pekerjaan lain??? tapi sekali lagi aku yakin itulah pilihan mereka. Tetap semangat anak-anak Indonesia, kalian bukan tidak beruntung tapi sedang menuju sebuah keberuntungan. Aamin..
Anak adalah merupakan sebuah titipan dari Allah SWT. kepada orang tua untuk merawat, menjaga, dan memeliharanya dengan baik agar anak dapat mengetahui hak dan kewajibannya dan para orang tua juga harus memberikan pendidikan jasmani, rohani, serta akal supaya anak bisa berkembang dan mampu menghadapi dan mengatasi problema hidup yang akan dia hadapi dan kelak menjadi orang yang berguna bagi dirinya sendiri dan juga bagi lingkungannya.
Fenomena mempekerjakan anak dengan dalil membantu keuangan dan kehidupan keluarga bagi para orangtua mereka masih dianggap sah-sah saja padahal didalam undang-undang dan Al-quran sudah menegaskan bahwa anak berhak mendapatkan perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan, dan lain sebagainya. Bahwa orang tua yang mempekerjakan anak dibawah umur dengan dasar motivasi mendidik anak maka menurut hukum Islam diperbolehkan karena kewajiban dasar orang tua adalah memelihara dan mendidik anaknya dengan sebaik-baiknya, dan orang tua yang mempekerjakan anak dengan motivasi mencari uang yang dapat mengganggu perkembangan fisik, jiwa, dan mentalnya, sesuai dengan maslahah mursalah yang menggunakan prisip maslahah dharuriyah yaitu membahayakan jiwa anak di bawah umur, dan membahayakan keturunan. Maka dilarang menurut hukum Islam.
  
Sejak SMA aku selalu berkeinginan memiliki sebuah Taman Kanak-Kanak/TK atau TPA, hampir saja aku melupakan keinginan ku dulu tapi setelah tersadar dengan terenyuhnya aku melihat wajah-wajah polos anak-anak itu aku kembali teringat dengan keinginan ku dulu. Aku akan melanjutkan dan berusaha dikit demi sedikit mewujudkannya. Aamiin
 TETAP SEMANGAT ANAK-ANAK INDONESIA..!!!

Tidak ada komentar: