Assalamualaikum..
Alhamdulillah.. H-2 menuju Idul Fitri alias lebaran :D (InsyaAllah kalo ga ada perubahan dari para pemimpin di negara tercinta kita ini). hehe..
Suasana lebaran udah berasa ni, jalanan Jakarta udah mulai sepi, soalnya sebagian dari warga jakarta dan sekitarnya udah mudik, salah satu tradisi yang emang udah jadi suatu kewajiban buat orang Indonesia.
Idul Fitri 1433 H kali ini berdekatan banget dengan Hari Kemerdekaan Indonesia Raya yang Ke- 67. Dirgahayu Indonesia tercinta. :)
Alhasil sebagian karyawan terutama yang bekerja di sektor pemerintahan belum bisa libur terkecuali yang mengajukan cuti pastinya. Aku termasuk karyawan yang tidak mengajukan cuti dan harus tetap kekantor dengan suasana yang sudah berbau lebaran (sepi) jalanan Jakarta sepi, coba tiap hari ya??? heheee..
Beberapa tradisi menjelang Idul Fitri masih sering aku dan keluarga ku jalani, bukan hanya tradisi jawa, betawi tapi juga segala macam kultur, karena semua sudah menjadi 1 dalam keluarga.
1. Mudik lebaran
Mudik lebaran menjadi salah satu tradisi yang masih aku dan keluarga ku jalani hampir tiap tahunnya. Mudik bagi masyarakat di Indonesia merupakan sebuah tradisi yang sudah menjadi hal wajib, setiap 1 tahun sekali ada jutaan orang pulang kampung menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri. Tradisi mudik (pulang ke kampung halaman) memang tidak ada asal usul sejarahnya, tapi setidaknya ada beberapa hal yang membuat mudik lebaran jadi tradisi unik, malah ada banyak anggapan "tidak mudik berarti tidak lebaran". Banyak cara dilakukan untuk mudik, ada yang membawa motor, mobil atau naik kendaraan umum.
Menurut beberapa pakar, setidaknya alasan mudik lebaran itu di dorong oleh beberapa hal diantaranya:
- Untuk mencari berkah dengan bersilaturahmi dengan orang tua, kerabat, dan tetangga.
- Mengingat asal usul. Banyak perantau yang sudah memiliki keturunan, sehingga dengan mudik bisa mengenalkan mengenai asal-usul mereka.
- Untuk refreshing, kebanyakan perantau yang bekerja di kota besar memanfaatkan momen lebaran untuk refreshing dari rutinitas pekerjaan sehari-hari. Sehingga ketika kembali bekerja, kondisi sudah fresh lagi.
- Dan yang terakhir, adalah unjuk diri. Banyak para perantau yang menjadikan mudik sebagai ajang unjuk diri sebagai orang yang telah berhasil mengadu nasib di kota besar.
Apapun alasannya melakukan mudik lebaran itu sah-sah saja, tidak
ada yang salah, tidak ada yang keliru asal jangan sampai tradisi ini
malah jadi beban atau masalah tersendiri, karena pada intinya Idul Fitri
bukanlah mudik lebaran untuk kemudian pesta pora, melainan hari
kemenangan yang patut disyukuri sebagai cermin bahwa kita sudah
melakukan perang besar selama bulan puasa.
Mudik biasa dilakukan mulai H-7 dan akan terjadi arus balik sampai dengan H+7. Macet dan kebersamaan pemudik adalah suatu hal yang justru menjadi daya tarik yang selalu hangat diperbincangkan.
Kemungkinan tahun ini aku dan keluarga tidak menjalankan tradisi mudik, dikarenakan faktor kesehatan adik ku yang masih balita. So.. perayaan moment menjelang lebaran bukannya hilang karena ga mudik justru masih banyak lagi tradisi yang biasa kami lakukan menjelang lebaran.
2. Buat Kue
Tradisi lebaran yang satu ini udah dimulai dari H-10 hari biasanya kue yang dibuat biasanya nastar, castengel, semprit dll.
Bagi yang ga ada waktu buat bikin sendiri biasanya toko-toko kue dan penjual kue lebaran dadakan juga udah mulai bemunculan menjelang lebaran. Selain kue-kue yang aku sebutin barusan kue yang wajib ada pada saat lebaran adalah dodol betawi, tape uli, akar kelapa, biji ketapang, rangginang, kacang bawang dan yang khas lainnya adalah dodol cina.. Heemmmm... Nyuumiii :p
-Dodol Betawi
Makanan khas yang satu ini wajib ada buat keluarga besar ku, rasanya manis legit.. hmmm.. enak deh, zaman dulu biasanya dodol betawi dibuat sendiri dengan cara mengumpulkan semua anggota keluarga dan secara bersama-sama membuat dodol betawi tersebut. Dodol betawi biasanya dibuat dengan menggunakan kuali yang gedenya sealaihim gambreng, bahan bakarnya biasanya menggunakan kayu bakar, pada saat pembuatan dodol ada tradisi yang bilang katanya tidak boleh mengeluarkan suara atau berbicara dengan orang lain, #hanya mitos :p
-Tape Uli
Panganan khas ini juga biasanya hanya dihidangkan menjelang hari-hari tertentu saja salah satunya pada saat Lebaran, Tape Uli bagi masyrakat betawi mengandung makna tertentu yang katanya bisa mempererat silaturahmi. Pembuatan tape uli ini gampang-gampang susah, kalo mama ku bilang ga semua orang bisa buat tape uli, kebersihannya pada saat fermentasi proses peragian misalnya harus sangat dijaga kehigienisannya. salah-salah bisa gagal deh bikin tape ulinya.
-Akar Kelapa
Pasti banyak yang ga tau apa itu akar kelapa, akar kelapa selalu menjadi kue sajian lebaran yang harus ada pada saat lebaran, bentuknya emang mirip akar pohon kelapa, rasanya manis gurih dan biasanya dibuat dari tepung beras yang dicampur margarin dll.
-Biji Ketapang
Bahannya ga jauh beda sama akar kelapa hanya biji ketapang itu digoreng dengan ukuran kecil-kecil mirip biji-bijian. Rasanya manis, gurih dan empuk. Enak pokonya, #Jadi ga sabar pingin lebaran.
-Rangginang
Semua orang pasti tau rangginang, rangginang juga ada hampir di semua daerah, rasanya yang gurih jadi kegemaran keluarga ku terutama si mamah :)
-Kacang Bawang
Suka semua pasti sama kacang bawang, rasanya gurih-gurih manis, bagi yang ga sempet buat biasanya juga udah banyak pedagang-pedagang kue lebaran yang menyediakan kacang bawang siap santap atau juga yang masih setengah jadi.
-Dodol Cina/kue keranjang
Agak asing emang kenapa dodol cina bisa ikut di list daftar kue lebaran keluarga ku, tapi inilah tradisi. Disamping masih ada keturunan cina sedikit, kebudayaan Thiong Hoa ini udah sangat melekat, karena rasanya yang enak juga pastinyaa.
3. Beli Baju Baru
Bukan tradisi yang wajib sih, tapi aku yakin hampir semua orang juga pasti menjalankan tradisi yang satu ini, buktinya menjelang lebaran Pasar dan pusat-pusat perbelanjaan selalu saja ramai dikunjungi semua orang yang punya tujuan buat beli baju baru. Waktu kecil sih tradisi yang satu ini rasanya jadi tradisi wajib ya, tapi kalo udah gede kaya sekarang sih rasanya engga ya??? Tiap waktu bisa beli ko #sombooong.. heheeee..
4. Nyenggol
Nyenggol adalah tradisi yang dilakukan pada saat H-2 sampai H-1, yaitu berdesakan dengan semua orang dipasar. Kenapa disebut dengan "nyenggol" karena pada saat dipasar pinggul para ibu-ibu pada bersenggolan. Jadi deh disebut "nyenggol" hahahaa.. unik tapi itulah tradisi. :)
5. Berkunjung dan Bagi-Bagi makanan
Kalo tradisi yang satu ini rutin kita lakukan tiap tahunnya, Biasanya dirumah bakal masak banyak, menunya Rendang, Ayam kecap, Pindang Bandeng sama sayur besan. Setelah selesai masak memasak kita bakal bagi-bagi dan anter ke Rumah saudara-saudaya yang lebih tua lebih diutamakan kakek nenek, uwa (Pa'de) dll.
6. Munggahan
Munggahan itu berasal dari kata ‘unggah’, dalam kamus kecil bahasa Sunda, Unggah artinya kecap pagawean nincak ti han-dap ka nu leuwih luhur, naek ka tempat nu leuwih luhur (Danadibrata, 2006:727) terjemahan bebasnyah: kata kerja; beranjak dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi.
Karena dalam bahasa Sunda setiap kata
kerja yang sedang dilakukan itu diberi akhiran -an, maka jadilah
Munggahan, artinya melakukan unggah.
Karena arti kata kerja ‘munggahan’
adalah beranjak dari tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi, maka
orang Sunda lebih memaknai munggahan ini sebagai proses penyambutan diri
menjelang bulan Ramadhan, dimana diharapkan secara rohaniah selama masa
bulan Ramadhan yang suci, iman dan taqwa kita semakin meningkat dari
bulan-bulan sebelumnya.
Tradisi Munggahan ini turun menurun
dilakukan oleh masyarakat Sunda sehari menjelang bulan Ramadhan.
Biasanya dilakukan dengan cara mengundang keluarga, tetangga atau
kerabat dekat lainnya untuk makan bersama (di siang hari), sambil
melakukan pengajian dan mendengarkan ceramah seputar Ramadhan.
Meskipun Munggahan sebenarnya adalah tradisi dari masyarakat sunda tapi aku dan keluarga dan beberapa masyarakat lain ikut melakukan tradisi tersebut.
1 komentar:
di keluarga ane kalo lebaran juga pasti ada kue keranjang, dari dulu sampe sekarang. padahal ane ga begitu suka sama teksturnya yg lebih kasar ketimbang dodol betawi yg legit
Posting Komentar